INDVESTA.ID – Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi beserta seluruh stakeholder terkait kompak bersatu mengawal program Ciletuh Palabuhanratu Geopark.
Hal ini terungkap saat digelar diskusi bertajuk “Forum Penguatan Tata Kelola Amenitas Dan Aksesibilitas Pariwisata Di Kawasan Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark (Uggp),” digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, di Kantor Pusat Informasi Geopark Ciletuh Palabuhan Ratu, Cisolok, Sukabumi (24/06/2025).
Dalam acara ini, semua lembaga/tokoh masyarakat di Sukabumi sepakat untuk mengembangkan geopark sebagai potensi kekuatan daerahnya yang dapat mengangkat kesejahteraan masyarakat sekaligus melestarikan lingkungan.
“Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Badan Pengelola Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark yang telah berkontribusi dalam mengembangkan geopark sebagai destinasi pariwisata hingga mencapai taraf Internasional dan terus berupaya untuk mempertahankan status Unesco Global Geopark,” ujar Hariyanto, Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kementerian Pariwisata, yang diwakili Bambang Cahyo Murdoko, Asisten Deputi Pengembangan Amenitas dan Aksesibilitas Pariwisata Wilayah I.
Prof Mega F. Rosana, akademisi dari Universitas Pajajaran yang turut mengawal terpilihnya kawasan Ciletuh Palabuhan Ratu Geopark mengatakan, “Geopark Global UNESCO akan menjalani proses validasi ulang menyeluruh setiap empat tahun, untuk menilai fungsionalitas dan kualitasnya.”
Diketahui, Ciletuh Palabuhan Ratu Geopark telah meraih ‘kartu hijau” (green card) pada 2018 dan 2022. Berikutnya, pada 2026. Tahapan sebelum penilaian hingga “kartu hijau”, akan didatangi tim penilai (asesor) dari UNESCO untuk melihat langsung bagaimana kondisi geopark di Sukabumi ini. Dua orang geologi UNESCO akan berkunjung ke Sukabumi pada 30 Juni hingga 4 Juli untuk berkeliling dan menilai kondisi Ciletuh Palabuhan Ratu Geopark.
Sebagai tuan rumah, Kabupaten Sukabumi siap menerima kunjungan UNESCO. Sendi Ariadi, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, dalam diskusi ini langsung memanggil semua unsur terkait dengan geopark, mulai dari pimpinan delapan Kecamatan, Kepala Desa, Asosiasi Perjalanan (ASITA), Hotel (PHRI), dan lain-lain, bersatu menyiapkan segala informasi yang akan dibutuhkan oleh pihajk UNESCO. “Siap ya semua,” tanya Sendi, yang langsung dijawab peserta diskusi….”siap”.
Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi bersiap menghadapi agenda revalidasi Ciletuh Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGGp) yang dijadwalkan berlangsung pada September 2025 mendatang. Revalidasi ini menjadi momen krusial untuk mempertahankan status geopark kelas dunia tersebut.
Sendi Apriadi juga meyakinkan, pihaknya memiliki peran penting dalam memperkuat sektor kepariwisataan sebagai bagian dari upaya menyukseskan revalidasi.
“Dispar Sukabumi berkomitmen penuh mengakselerasi dan menunjang persiapan Badan Pengelola CPUGGp, terutama dalam peningkatan kualitas SDM pariwisata dan infrastruktur pendukung,” ujar Sendi kepada media.
Kadispar juga mengaku bahwa pihaknya telah mempersiapkan langkah konkret, di antaranya sosialisasi dan pelatihan kepada para pelaku wisata di kawasan CPUGGp, pembaruan desain papan interpretasi geosite, serta penyusunan form revalidasi.
“Selain itu kami juga mengoordinasikan sinergi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta lembaga terkait lainnya agar semua persiapan berjalan optimal,” ucapnya.
Sendi berharap seluruh proses validasi nantinya berjalan lancar dan membuahkan hasil maksimal. “Target kami jelas, mendapatkan green card dari asesor UNESCO sebagai bentuk pengakuan atas pengelolaan kawasan CPUGGp yang berkelanjutan,” katanya.
Namun, ia tak menampik bahwa keterbatasan waktu menjadi tantangan utama. “Apalagi kawasan CPUGGp sempat terdampak bencana alam, sehingga waktu persiapan menjadi cukup terbatas. Meski begitu, kami tetap optimistis semua target bisa tercapai dengan kerja sama lintas sektor,” imbuhnya.
Pembicara lainnya, Teguh selaku Ketua Tim Adhoc Revalidasi pun ikut menyemangati dengan menjadikan peristiwa bencana longsor pada akhir 2024 sebagai “sebagai nilai tambah dengan menonjolkan proses mitigasi pasca kejadian.” Seperti diketahui, akibat bencana longsor tersebut, sejumlah ruas jalan dan jembatan terkena imbasnya sehingga mengganggu akses menuju kawasan geopark.
Sementara Umar, mewakili dari Direktur Sumber Daya Energi Mineral dan Pertambangan, Kementerian PPN/Bappenas berpesan kalau Pemerintah sangat mendukung adanya pengakuan internasional bagi kawasan Geopark di Indonesia, termasuk di Sukabumi. “Geopark masuk sebagai program prioritas nasional (soal kehati ekosistem, spesies dan genetik),” ungkap Umar.