INDVESTA.ID – “Kerja sama ini sangat strategis. Kami mendampingi tim KOICA dari Korea bersama IPB yang menjadi mitra riset. Kabupaten Sukabumi, khususnya Desa Pangumbahan, menjadi salah satu dari dua lokasi di Jawa Barat selain Subang yang dipilih dalam program ini,” ujar Kepala Dinas Pertanian Sri Hastuty Harahap.
Hal itu disampaikannya pada Kunjungan survei lapangan oleh Korea International Cooperation Agency (KOICA) bersama Institut Pertanian Bogor (IPB)di Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, sebagai bagian dari rencana pembangunan Pusat Riset Padi. Senin (07/07/2025).
“Kegiatan ini sebagai Upaya peningkatan produktivitas dan produksi padi nasional yang terus mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk kerja sama internasional dansebagai bagian dari rencana pembangunan Pusat Riset Padi.” tandas Kadis Tuty.
Diketahui, Kegiatan tersebut menjadi bagian dari kerja sama antara Korea Selatan dan Indonesia di bidang pertanian. Dalam kunjungan tersebut, tim KOICA yang berjumlah lima orang didampingi oleh perwakilan IPB, Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Forkopimcam Ciracap, BPP Ciracap, Pemerintah Desa Pangumbahan, para penyuluh, Ketua Gapoktan, Ketua Poktan, serta perwakilan dari PT Asabaland.
Dalam kegiatan ini, rombongan mengunjungi area persawahan di Kampung Batu Namprak, melakukan survei sumber-sumber pengairan seperti mata air Ciburial, Kalapa Ciung, dan Leuwi Gawir, serta berdialog langsung dengan para petani setempat.
Kepala Dinas Pertanian juga turut memberikan pemaparan kepada tim KOICA dalam bahasa Inggris, menjelaskan potensi pertanian di wilayah tersebut, termasuk varietas padi unggulan seperti beras merah, beras hitam, dan ketan. Total terdapat 13 varietas padi yang menjadi fokus pengembangan.
“Kami sampaikan juga beberapa tantangan yang dihadapi petani, seperti keterbatasan teknologi, kompetensi sumber daya manusia, akses keuangan, dan jejaring pemasaran. Melalui kerja sama ini, akan ada dukungan dalam bentuk bantuan teknologi, pelatihan penyuluh dan petani, serta pendampingan manajerial,” tambah Sri Hastuty.
Selain itu, lokasi untuk pembangunan Rice Milling Unit (RMU) juga ditinjau sebagai bagian dari rencana pengembangan kawasan pertanian terpadu.
“Kami berharap Program dapat segera terealisasi dan bisa memberikan manfaat nyata bagi peningkatan kapasitas produksi padi di Kabupaten Sukabumi dan mendukung ketahanan pangan nasional melalui riset dan inovasi berkelanjutan,” pungkasnya.
(Nada Al)