INDVESTA.ID – Sejak pagi, aktivitas di Koperasi Merah Putih Sasagaran, Desa Sasagaran, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, tampak tak pernah sepi. Warga berdatangan silih berganti untuk membeli kebutuhan pokok seperti gas elpiji 3 kilogram dan telur ayam segar yang baru saja dipanen dari kandang milik koperasi.
Bertempat di Kampung Cikaret RT 02 RW 02, koperasi ini lahir dari semangat kebersamaan warga yang ingin memperkuat ekonomi lokal melalui swadaya. Meski baru berdiri sekitar enam bulan, keberadaan Koperasi Merah Putih Sasagaran mulai menunjukkan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Ketua Koperasi Merah Putih Sasagaran, Ridwan Ali Yusup, menuturkan bahwa koperasi tersebut terbentuk berkat keinginan masyarakat untuk keluar dari ketergantungan ekonomi eksternal. Dengan modal dari simpanan anggota, koperasi kini mengelola dua unit usaha utama: penjualan gas elpiji 3 kilogram dan produksi telur ayam ras.
“Saat ini kami fokus dulu pada dua usaha itu. Tapi insyaallah di awal Januari 2026 kami akan mulai menambah unit usaha penjualan pupuk. Mudah-mudahan nanti kami juga mendapatkan kuota resmi,” ujar Ridwan, Kamis (16/9/2025).
Menurutnya, koperasi ini tidak hanya membuka peluang ekonomi baru, tetapi juga menekan harga kebutuhan pokok di desa. Sebelum koperasi hadir, harga gas elpiji sering kali melewati harga eceran tertinggi (HET), bahkan mencapai Rp25 ribu per tabung. Kini, warga bisa mendapatkan gas dengan harga sesuai HET, yakni Rp19 ribu per tabung.
“Kami ingin masyarakat bisa membeli kebutuhan dengan harga yang wajar. Untuk telur ayam, kami jual Rp28 ribu per kilogram, sedangkan nanti pupuk juga akan kami jual sesuai ketentuan pemerintah,” tambahnya.
Koperasi Merah Putih Sasagaran kini memiliki sekitar seratus anggota aktif. Seluruh kegiatan usaha dijalankan berdasarkan prinsip gotong royong, di mana modal awal berasal dari simpanan wajib dan pokok para anggota.
Salah satu warga, Hendar (69), mengaku sangat merasakan manfaat dari adanya koperasi tersebut.
“Sekarang harga gas lebih murah, cuma Rp19 ribu. Dulu sampai Rp25 ribu. Jadi lebih ringan buat warga, apalagi nggak perlu jauh-jauh beli,” ungkapnya dengan senyum lega.
(M.Rangga)