INDVESTA.ID – Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Kota Administrasi Jakarta Utara menggelar Rapat Pleno Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), Selasa (9/12). Rapat pleno ini menjadi wadah penyelarasan langkah antarbidang dan memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam upaya menghapus praktik perdagangan orang di Jakarta Utara.
Pertemuan ini diisi dengan paparan oleh Andriani Puspita Ningrum, Asisten Deputi Perlindungan Perempuan Pekerja dan TPPO – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Anna Sakreti Nawangsari, akademisi dari Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP UI.
Dalam paparannya, Andriani Puspita Ningrum menegaskan bahwa TPPO masih menjadi ancaman serius dan bersifat gunung es.
“Kasus TPPO yang terlihat hanyalah sebagian kecil dari masalah besar yang sesungguhnya. Perempuan dan anak masih menempati posisi paling rentan dalam perdagangan orang,” ujarnya Andriani Puspita Ningrum di Ruang Pola, Kantor Walikota Administrasi Jakarta Utara, Selasa (9/12).
Ia menjelaskan bahwa para pelaku TPPO masih menggunakan modus lama yang sering tidak disadari masyarakat. TPPO berdampak luas pada korban—mulai dari fisik, psikologis, hingga sosial ekonomi.
“Modus TPPO masih memakai cara tradisional seperti penipuan pekerjaan, jeratan hutang, magang bagi pelajar dan mahasiswa, hingga kawin kontrak. Bahkan bukan hanya mereka yang minim pendidikan, tetapi mahasiswa hingga lulusan sarjana dan S2 pun dapat menjadi korban karena iming-iming yang menyesatkan,” kata Andriani.
Sementara itu, Anna Sakreti Nawangsari menekankan pentingnya penguatan kelembagaan gugus tugas hingga tingkat paling bawah. Ia juga menyoroti pentingnya edukasi masyarakat.
“Pemerintah daerah wajib memastikan gugus tugas bekerja dengan mekanisme yang jelas, berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait, dan menyusun langkah strategis yang sejalan dengan Rencana Aksi Nasional TPPO. Sosialisasi masif harus menjadi program prioritas agar gugus tugas mampu bekerja secara aktif, efektif, dan mampu mengidentifikasi potensi kasus sejak dini,” jelas Anna.

















